JAVA SCRIPT

Selasa, 17 Maret 2015

PENALARAN,BERFIKIR INDUKTIF DAN BERFIKIR DEDUKTIF

TUGAS SOFTSKILL
TENTANG PENALARAN,BERFIKIR INDUKTIF & BERFIKIR DEDUKTIF



Nama : Dwi ayu wulandari
Kelas : 3 KA 39
NPM : 12112275
















UNIVERSITAS GUNADARMA









BAB I
PENDAHULUAN


1.                  Latar Belakang

     Penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpuan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Dalam pernyataan-pernyataan itu terdiri dari pengertia-pengertian sebagai unsurnya yang antara pengertian satu dengan yang lain ada batas-batas tertentu untuk menghindarkan kekabutan arti.
     
Unsur-unsur di sini bukan merupakan bagian-bagian yang menyusun suatu penalaran tetapi merupakan hal-hal sebagai prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu, karena penalaran adalah suatu proses yang sifatnya dinamis tergantung pada pangkal pikirnya. Unsur-unsur penalaran yang dimaksudkan adalah tentang pengertian, karena pengertian ini merupakan dasar dari semua bentuk penalaran. Untuk mendapatkan pengertian sesuatu dengan baik sering juga dibutuhkan suatu analisa dalam bentuk pemecah-belahan sesuatu pengertian umum ke pengertian yang menyusunnya, hal ini secara teknis disebut dengan istilah pembagian. Dan selanjutnya diadakan pembatasan arti atau definisi. Mendefinisikan sesuatu masalah bukanlah hal yang berlebihan, tetapi untuk memperjelas sebagai titik tolak penalaran, sehingga kekaburan arti dapat dihindarkan. Definisi dan pembagian merupakan dua hal yang saling melengkapi. Untuk mendapatkan definisi yang baik sering membutuhkan suatu pembagian. Demikian juga untuk memudahkan mengadakan pembagian, suatu definisi sering juga dibutuhkan.

     Dalam proses pemikiran yang berbentuk penalaran, antara pengertian satu dengan yang lain dapat dihubungkan dan seterusnya diungkapkan dalam bentuk kalimat, dan kalimat ini ada yang disebut kalimat tertutup atau disebut juga dengan pernyataan. Dan pernyataan inilah merupakan bentuk terakhir yang akan di perbandingkan dalam penalaran. Oleh karena itu, dalam bab ini sebagai awal pembicaraan logika akan diuraikan berturut-turut tentang pengertian dan term, pembagian dan definisi, serta tentang pernyataan dan penalaran.







Pengertian Penalaran
PENALARAN adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
*      Definisi Penalaran Menurut Para Ahli :
1.      Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
2.      Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
3.      Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Ciri – Ciri Penalaran :
1.      Dilakukan dengan sadar,
2.      Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
3.      Sistematis,
4.      Terarah, bertujuan,
5.      Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru,
6.      Sadar tujuan,
7.      Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh,
8.      Pola pemikiran tertentu,
9.      Sifat empiris rasional,







Berpikiran Induktif 

         Berpikiran induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Berpikir induktif terkait dengan empirisme.

         Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Berpikir induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh :

Berpikir Induktif

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
Kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
Sapi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Berpikir Deduktif  

Berpikir deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah.

Berpikir deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 












Macam – Macam Penalaran Deduktif 
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme 

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 



Contoh Silogisme: 

Semua manusia akan mati Amin adalah manusia. Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen 

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 

Contoh Entimen : 
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis




SUMBER :

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012. 
Penalaran Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012 
http://ilhamkons.wordpress.com/2011/12/30/penalaran/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar